Bordir Tasikmalaya, Seni hiasan bordir telah di temukan sejak dahulu. Hiasan ini pertama kali muncul di Byzantium tahun 330 sesudah masehi. Definisi Bordir menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah hiasan rajutan benang pada kain.
Pada awalnya alat yang digunakan untuk membordir hanya mesin jahit dan pamidangan. Mesin jahitnya merupakan mesin jahit biasa yang digerakkan dengan bantuan kaki, dikalangan perajin bordir disebut mesin kejek. Mesin jahit model ini diperkirakan mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1920, kemudian di kenal dengan adanya mesin juki. Seiring perkembangan teknologi, sekarang terdapat mesin bordir yang menggunakan teknologi komputer (Bordir Komputer).
Kota Tasikmalaya merupakan salah satu daerah sentra industri hiasan bordir dan merupakan produk unggulan. Kain Bordir Tasik adalah serapan dari kebudayaan Cina. Namun berkat tangan terampil dan ulet, maka terciptalah: Kerudung, Kebaya, Mukena, Tunik, Selendang, Blus, Rok, Sprei, Sarung Bantal, Taplak Meja, Baju Gamis, Baju Koko, Kopiah Haji, hingga busana sehari-hari dihiasi dengan bordir yang menarik.
Sukses Bordir Kawalu Tasikmalaya ternyata tidak lepas dari jasa seorang ibu. Menurut sejarah, industri Bordir Tasik pertama kali tumbuh dan berkembang pada tahun 1925 di Desa Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Salah seorang perintisnya adalah seorang wanita bernama Hj. Umayah binti H. Musa, yang pada tahun sebelumnya bekerja di perusahaan kebangsaan Amerika, Singer. Setelah menguasai bidang bordiran saat di Singer, ia keluar dan kembali ke Desa Tanjung dan membuka usaha kecil-kecilan dengan menerima pesanan bordiran baik dari Tasikmalaya maupun dari luar daerah.
Industri Bordiran Tasikmalaya berkembang cukup pesat dan menyerap tenaga kerja yang cukup banyak khususnya kaum perempuan. Daerah yang di kenal sebagai sentra Industri Bordir terdapat di Kecamatan Kawalu yaitu Desa Tanjung, Karsamenak, Cibeuti, Cilamajang, Talagasari, Gunung Tandala, Karang Anyar dan Karikil.
Dengan adanya dukungan Pemerintah Kota Tasikmalaya, para pengusaha bordir mendapatkan lokasi di Pasar Tanah Abang Jakarta sebagai pusat penjualan Bordir Khas Tasikmalaya. Selain itu pula, pemasarannya ke Pasar Baru Bandung, Pasar Tegal Gubug Cirebon, Pasar Turi Surabaya, Pasar Klewer Solo, Yogyakarta, Bali, Lombok, Manado, Ujung Pandang, Banjarmasin, Balikpapan, Medan, Riau, Pulau Batam, Makasar, Pontianak dan lain-lain.
Selain pasar Nasional, Bordir Tasikmalaya juga telah menembus pasar Internasional. Di antaranya di ekspor ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Saudi Arabia, Negara-negara Timur Tengah, Mesir, dan Afrika. Meluasnya pasar bordir tidak terlepas dari harga Bordir Tasikmalaya yang relatif murah, namun kualitasnya cukup bagus dan bisa diandalkan.
Pada awalnya alat yang digunakan untuk membordir hanya mesin jahit dan pamidangan. Mesin jahitnya merupakan mesin jahit biasa yang digerakkan dengan bantuan kaki, dikalangan perajin bordir disebut mesin kejek. Mesin jahit model ini diperkirakan mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1920, kemudian di kenal dengan adanya mesin juki. Seiring perkembangan teknologi, sekarang terdapat mesin bordir yang menggunakan teknologi komputer (Bordir Komputer).
Kota Tasikmalaya merupakan salah satu daerah sentra industri hiasan bordir dan merupakan produk unggulan. Kain Bordir Tasik adalah serapan dari kebudayaan Cina. Namun berkat tangan terampil dan ulet, maka terciptalah: Kerudung, Kebaya, Mukena, Tunik, Selendang, Blus, Rok, Sprei, Sarung Bantal, Taplak Meja, Baju Gamis, Baju Koko, Kopiah Haji, hingga busana sehari-hari dihiasi dengan bordir yang menarik.
Sukses Bordir Kawalu Tasikmalaya ternyata tidak lepas dari jasa seorang ibu. Menurut sejarah, industri Bordir Tasik pertama kali tumbuh dan berkembang pada tahun 1925 di Desa Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Salah seorang perintisnya adalah seorang wanita bernama Hj. Umayah binti H. Musa, yang pada tahun sebelumnya bekerja di perusahaan kebangsaan Amerika, Singer. Setelah menguasai bidang bordiran saat di Singer, ia keluar dan kembali ke Desa Tanjung dan membuka usaha kecil-kecilan dengan menerima pesanan bordiran baik dari Tasikmalaya maupun dari luar daerah.
Industri Bordiran Tasikmalaya berkembang cukup pesat dan menyerap tenaga kerja yang cukup banyak khususnya kaum perempuan. Daerah yang di kenal sebagai sentra Industri Bordir terdapat di Kecamatan Kawalu yaitu Desa Tanjung, Karsamenak, Cibeuti, Cilamajang, Talagasari, Gunung Tandala, Karang Anyar dan Karikil.
Dengan adanya dukungan Pemerintah Kota Tasikmalaya, para pengusaha bordir mendapatkan lokasi di Pasar Tanah Abang Jakarta sebagai pusat penjualan Bordir Khas Tasikmalaya. Selain itu pula, pemasarannya ke Pasar Baru Bandung, Pasar Tegal Gubug Cirebon, Pasar Turi Surabaya, Pasar Klewer Solo, Yogyakarta, Bali, Lombok, Manado, Ujung Pandang, Banjarmasin, Balikpapan, Medan, Riau, Pulau Batam, Makasar, Pontianak dan lain-lain.
Selain pasar Nasional, Bordir Tasikmalaya juga telah menembus pasar Internasional. Di antaranya di ekspor ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Saudi Arabia, Negara-negara Timur Tengah, Mesir, dan Afrika. Meluasnya pasar bordir tidak terlepas dari harga Bordir Tasikmalaya yang relatif murah, namun kualitasnya cukup bagus dan bisa diandalkan.